Profil Pasangan Merdeka 2025

Pasangan Eka Mulya Putra dan Radmida Dawam adalah cerminan semangat baru warga Pangkalpinang yang menginginkan kepemimpinan bersih, merakyat, dan bebas dari kepentingan politik sempit. Mereka bukan pasangan yang lahir dari elit partai, melainkan dipilih dan didorong oleh suara warga yang telah muak dengan politik transaksional.

Dengan latar belakang yang saling melengkapi—Eka sebagai aktivis sosial yang dekat dengan komunitas akar rumput, dan Radmida sebagai birokrat berintegritas yang memahami jalannya pemerintahan—pasangan ini bersatu bukan untuk kekuasaan, melainkan untuk mengabdi. Bersama, mereka membawa harapan baru dan melanjutkan amanat Kotak Kosong: bahwa Pangkalpinang layak dipimpin oleh orang-orang yang benar-benar berpihak pada rakyat.

Kepemimpinan yang inspiratif dan visioner.

Merdeka

"

H. Eka Mulya Putra, S.E., M.Si.

Eka Mulya Putra adalah sosok yang benar-benar lahir dan tumbuh dari denyut nadi masyarakat Pangkalpinang. Ia lahir pada 26 Januari 1975 dan dibesarkan di lingkungan sederhana yang membentuknya menjadi pribadi tangguh, rendah hati, namun visioner. Dari bangku SD Negeri 74 hingga SMA Negeri 1 Pangkalpinang, pendidikan dasar Eka dijalani di kota kelahirannya — menegaskan kedekatannya dengan denyut kehidupan masyarakat setempat. Ia kemudian meraih gelar Sarjana Ekonomi dari STIE Pertiba Pangkalpinang dan melanjutkan studi Magister Ilmu Pemerintahan di Universitas Satyagama Yogyakarta.

Semangat kepemimpinan Eka telah terlihat sejak muda. Ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa serta Ketua HMI Cabang Palembang — tonggak awalnya dalam memperjuangkan nilai-nilai perubahan. Perjalanan politiknya dimulai bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di mana ia dipercaya menjadi Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama dua periode, sekaligus menjabat Ketua Fraksi PPP. Namun, dalam kontestasi Pilkada 2025, ia memilih jalur independen, menegaskan bahwa perjuangannya kini murni dari dan untuk rakyat, bukan atas nama partai.

Eka juga dikenal sebagai penggerak ekonomi kerakyatan dan tokoh sosial-keagamaan. Ia menjabat sebagai Ketua Ormas Islam PARMUSI Bangka Belitung serta Ketua Harian Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI). Melalui AETI, ia mengadvokasi pengelolaan sumber daya alam — khususnya pertimahan — agar lebih adil, transparan, dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat lokal. Di sisi lain, lewat PARMUSI, Eka membangun gerakan dakwah sosial yang menyentuh marbot, guru ngaji, pemuda, hingga warga di pinggiran kota. Baginya, perubahan sejati lahir dari keterlibatan, kepedulian, dan keberpihakan nyata.

Kini, bersama Radmida Dawam, Eka Mulya Putra membawa semangat MERDEKA untuk mengembalikan Pangkalpinang ke tangan rakyat. Sebuah perjuangan yang bukan dimulai hari ini — tapi telah ia jalani seumur hidupnya.

Calon Wali Kota Pangkalpinang 2025 – Jalur Independen
Putra Asli Pangkalpinang, Pejuang dari Akar Masyarakat

Radmida Dawam, S.H., M.H.

Radmida Dawam bukan sekadar calon pemimpin — ia adalah bagian dari denyut sejarah dan kehidupan Kota Pangkalpinang. Meski lahir di Palembang pada 27 Januari 1964 saat sang ayah bertugas di sana, Radmida telah menjadi warga sejati Pangkalpinang sejak usia tiga bulan. Di kota inilah ia tumbuh, bersekolah, bekerja, mengabdi, dan menjadikan setiap langkahnya sebagai bukti cinta pada tanah kelahiran.

Sebagai putri dari Kolonel (Purn) H. Dawam Ahmad — seorang pejuang kemerdekaan sekaligus mantan Ketua DPRD Pangkalpinang dan Bangka — Radmida mewarisi keteguhan hati, kesederhanaan hidup, dan kehormatan nama baik. Amanat sang ayah, “Kita memang tidak punya banyak harta. Harta kita hanyalah nama baik. Maka jagalah itu baik-baik,” menjadi prinsip yang ia pegang teguh sepanjang karier pengabdiannya.

Jejak pendidikannya berlangsung di bumi Bangka: mulai dari TK Kartika Chandra Kirana di Kodim 0413/BKA Pangkalpinang, SDN 8 Sungailiat, SMPN 2 Pangkalpinang, hingga SMAN 1 Pangkalpinang. Ia melanjutkan ke Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta untuk meraih gelar Sarjana Hukum, dan kemudian Magister Hukum di STIH Pertiba Pangkalpinang. Meski berpeluang besar meniti karier di luar daerah, Radmida memilih pulang dan mengabdi sebagai ASN di kampung halamannya selama lebih dari tiga dekade.

Selama 31 tahun menjadi aparatur, Radmida dipercaya memegang berbagai posisi penting: dari Kepala Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB, hingga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang (2016–2024). Ia juga pernah menjadi Staf Khusus Pejabat Gubernur Babel dan Komisaris Utama di BPRS Babel. Di tengah kesibukan birokrasi, ia tetap mengajar sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah dan Universitas Pertiba — menunjukkan bahwa dunia pendidikan tetap menjadi bagian dari pengabdiannya.

Kepedulian Radmida tak berhenti pada jabatan. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak segan turun langsung membantu masyarakat. Salah satu inisiatifnya yang menyentuh adalah program “Berbagi Kasih 1.000 Kasur” — gerakan mandiri yang menggunakan gaji pribadinya untuk membeli kasur bagi lansia, difabel, dan keluarga miskin yang tidur beralaskan lantai. Bukan proyek, bukan janji kampanye, tapi aksi nyata dari hati nurani.

Pengabdian panjang dan integritasnya diakui secara nasional: Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI (2011), Top 10 ASN Teladan Nasional (peringkat 7, 2021 – KemenPAN-RB), serta dinobatkan sebagai salah satu dari 30 Tokoh Paling Berpengaruh di Bangka Belitung.

Kini, bersama Eka Mulya Putra dalam gerakan MERDEKA, Radmida siap membawa Pangkalpinang ke arah baru: lebih manusiawi, adil, dan berpihak pada rakyat kecil. Ia bukan pendatang, bukan produk elit, tapi putri daerah yang telah membuktikan bahwa pengabdian sejati tidak memerlukan panggung — cukup niat, keberanian, dan cinta yang tulus pada kota ini.

Calon Wakil Wali Kota Pangkalpinang 2025 – Jalur Independen
“Bagian dari Cerita Kota Ini. Putri Pejuang yang Bersih, Tegas, dan Bersahaja.”

Kontak Merdeka 2025

Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut tentang MERDEKA